Monday, April 27, 2015

STRATEGI KAMPANYE GERAKAN PUNGUT SAMPAH (GPS) OLEH PEMKOT BANDUNG


Julukan Bandung Lautan Api kini sering diplesetkan oleh surat kabar nasional salah satunya news.okezone.com sebagai Bandung Lautan sampah di Judul beritanya[1]. Tentu julukan tersebut disebabkan banyaknya tumpukan-tumpukan sampah di kota Bandung. “Setiap hari sampah di Kota Bandung sekitar 1.600 ton. Dari jumlah itu, yang dapat terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti sekitar 1.200 ton. Sisanya, sebanyak 150-250 ton diolah warga, 150-250 ton sampah lainnya tidak terangkut, dan dibuang di tempat pembuangan sampah liar.”[2]
Kenapa banyak sisa sampah yang tidak terangkut, ini sebenarnya hanya masalah teknis kurangnya jumlah truk pengangkut sampah.
"Jumlah truk pengangkut sampah saat ini sekitar 120 unit, yang seharusnya diperlukan sekitar 140 unit untuk menjangkau 160 TPS (tempat pembuangan sementara) di seluruh Bandung. Pengangkutan sampah di TPS rata-rata dapat dilakukan seminggu tiga kali," jelas Kepala Bidang Hukum dan Humas Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung, Djubaedah, Kamis (25/9), di Bandung.[3]
Masalah yang dihadapi kota Bandung mengenai sampah bukan hanya banyaknya sampah yang tidak terangkut juga masalah pungutan sampah. Sampah-sampah yang berada di kota Bandung tidak semua langsung masuk tempat sampah atau masih banyak sampah berserakan sembarangan di kota Bandung. “Selain jumlah truk pengangkut sampah kurang, jumlah petugas penyapu jalan hanya 1.300 orang, yang bekerja pada pukul 05.00 sampai pukul 11.00. Mereka belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Bandung, tetapi baru sebatas jalan utama atau protokol dan jalur wisata.”[4]
Hal tersebut menandakan bahwa kepedulian khususnya masyarakat kota Bandung dan pendatang yang datang ke kota Bandung tentang menjaga lingkungan tetap bersih masih kurang. Atas dasar hal tersebut dan agar masyarakat kota Bandung mau berbuat aksi nyata maka Pemkot Kota Bandung dan aktivis penggiat lingkungan meluncurkan program Gerakan Pungut Sampah (GPS) bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Tingkat kota Bandung 2014, di Lapangan Tegalega, Senin (23/06/21014).
Peneliti bermaksud untuk meneliti bagaimana strategi Kampanye Gerakan Pungut Sampah yang dilakukan oleh Pemkot Kota Bandung tersebut. Peneliti tertarik karena Gerakan pungut sampah adalah Hal sesuatu yang berhubungan dengan kebiasaanya sehingga akhirnya menjadi kultur. Ini bukan sesuatu yang dilakukan sekali atau dua kali kampanye tapi perlu adanya konsistensi. Strategi kampanye tersebut harus bisa masuk ke dalam lifestyle atau kultur.
Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan Wali kota Bandung, Ridwan Kamil
Perubahan kultur dari yang biasanya cuek, biasanya buang sampah sembarangan, kultur yang biasa pasif menjadi aktif untuk mencintai kebersihan, Jaraknya 100 hingga 300 meter mudah-mudahan ini jadi cara baru untuk masyarakat Kota Bandung agar mencintai kotanya. Saya kira sederhana, Kuncinya mulai dari pemimpinnya hingga warganya harus mulai melakukan hal yang sama (pungut sampah). Kita sudah komitmen hari ini, Senin, Rabu, dan Jumat kita luangkan waktu 10 sampai 30 menit untuk memungut sampah di lingkungan terdekat kita, Karena pemerintah tidak bisa mengurusi yang sifatnya rutin seperti sampah ini,"[5]

Dengan kondisi masalah sampah yang tidak terangkut dan sampah yang tidak terpungut jika terus dibiarkan akan sulitnya mewujudkan cita-cita kota Bandung sebagai Kota wisata yang bersih. Sampah yang terus dibiarkan tentu akan semakin tidak baik karena akan menimbulkan bau busuk dan sumber penyakit.
Selain itu ada hal yang lebih fatal lagi yaitu Banjir. Sebagai sebuah kota yang terus berkembang pembangunannya akan menjadi fatal jika sampah tidak ditangani dengan baik. Resepan air yang semakin melemah, Selokan tersumbat dan Jaringan selokan yang tidak baik, Banjir menjadi sesuatu yang sangat mungkin. Dari data Dinas Bina Marga dan Perairan (DBMP) kota Bandung, di Kota Bandung terdapat 68 lokasi rawan Banjir, 23 diantarnya sudah ditangani meski di beberapa lokasi belum optimal.[6]
“Ditandai dengan pemukulan gendang, Gerakan Aksi Pungut Sampah tersebut diresmikan Walikota Bandung, M Ridwan Kamil bersama Ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol. Mashudi, Komandan Kodim 0618/BS Letkol (Inf) Rudy M. Ramdhan serta Ketua TP PKK Atalia Kamil, dihadapan sekitar 1000 peserta aksi dan secara serentak pula Gerakan tersebut dilakukan 600 peserta di Lapangan Seskoad, 600 aktivis di Taman Teuku Umar, serentak di 30 kecamatan dan seluruh kantor instasi pemerintah, BUMD, TNI dan POLRI.”[7]

Bukan hanya itu dalam acara launching Gerakan Pungut Sampah, Walikota Bandung memberikan penghargaan kepada sekolah di Kota Bandung.
“Dalam kesempatan itu juga Walikota Bandung memberikan perhargaan kepada 50 sekolah yang telah ditetapkan sekolah Adiwiyata Kota Bandung, pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Tingkat Nasional 2014 Kota Bandung  mendapatkan perhargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup berupa sertifikat Adipura sebagai Best Effort dan mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri yang diberikan kepada SD BPI, SMP Negeri 28 Bandung dan SMA Negeri 8 Bandung.”[8]
            Guna mendukung program Gerakan Pungut Sampah agar masyarakat khususnya Bandung atau yang sedang berjalan-jalan di Bandung tidak membuang sampah sembarangan kembali, Pemkot Bandung juga sudah mengeluarkan aturan Denda bagi ketahuan yang membuang sampah sembarangan dengan mengarahkan relawan Pahlawan Urang Bandung (Prabu) di setiap sudut kota kembang.
"Denda bagi pembuang sampah diberlakukan di Kota Bandung mulai 1 Desember 2014, dasar hukumnya Perda K3 Kota Bandung. Minggu pertama ini sosialisasi, belum ada denda, namun pekan depan mulai diberlakukan," kata Wali Kota Bandung H Ridwan Kamil di Bandung, Senin (1/12).”[9]
            Denda bagi pembuang sampah sembarangan dimulai dari Rp 250 Ribu hingga Rp 50 Juta tanpa pandang bulu. Denda berlaku bagi masyarakat Kota Bandung atau pendatang yang sedang jalan-jalan di Bandung. Relawan Pahlawan Urang Bandung (Prabu) di setiap sudut kota kembang inilah yang bertugas mengawasi dan mencatat bila ada yang melanggar. Prabu bertugas mencatat dan memfoto KTP pelanggar yang kemudian data tersebut di serahkan ke satpol PP kota Bandung, Karena Satpol PP yang kemudian berhak menjatuhkan denda.
            Strategi Kampanye Gerakan Pungut Sampah (GPS) juga menggunakan sosial media sebagai salah satu alat kampanyenya. Sosial media yang utamanya adalah Twitter. Twitter adalah salah satu sosial media masa kini yang juga telah menjadi life style atau kultur para netizen. Sejalan dengan Twitter yang sudah menjadi life style netizen, Gerakan Pungut Sampah (GPS) juga berusaha menjadikan GPS sebagai life style yang coba mempersuasi bahwa membuang sampah adalah life style atau kultur memalukan sehingga para pelaku kena hukuman sosial berupa sindiran dari para netizen jika tertangkap. Karena hukuman sosial yang diterapkan sejauh ini berhasil membuat viral.
            Bukan hanya itu kebalikan dari si Pelanggar si pemungut sampah coba dijadikan sebagai sosok pahlawan masa kini karena telah berusaha menjaga lingkungan bersih dan nyaman. Menjadikan hal tersebut life style atau kultur juga sehingga ketika para pahlawan pemungut sampah ini ketika di-publish di sosial media twitter akan mendapatkan pujian dari para netizen, Suatu penghargaan yang lebih ampuh dari pada Uang. Hal tersebut memicu terjadinya Life style atau kultur masyarakat yang sadar agar tidak membuang sampah sembarangan.
            Kekuatan sosial media twitter sebagai alat kampanye sebetulnya sudah digunakan sebelum-sebelumnya oleh Walikota Bandung untuk mengkampanyekan program-programmnya. Sejauh ini sangat berhasil dan powerful Bagaimana program-program seperti Jumat bersepeda, Rebo Nyunda, Seribu taman telah mulai berhasil menjadi life style atau gaya hidup.
            Keberhasilan menggunakan twitter sebagai alat kampanye programnya coba diterapkan juga pada program Gerakan Pungut Sampah (GPS) agar program tersebut bisa menjadi life style atau kultur bagi khususnya masyarakat kota Bandung umumnya para pendatang untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mau memungut sampah ketika ada sampah berserakan.
            Twitter resmi akun Gerakan Pungut Sampah adalah @GPSbdg 

Twitter @GPSbdg ini sampai saat ini masih aktif mengkampanye gerakan-gerakan pungut sampah terutama yang di Bandung. Sejalan dengan mencoba menjadikan life style atau kultur. Pujian dan sindiran para netizen inilah senjata untuk menjadikan Gerakan pungut sampah menjadi kultur karena sanksi sosial di sosmed akan mudah menyebar.



Bukan hanya itu guna mendorong benar-benar tercipta kultur masyarakat yang sadar tentang kebersihan sampah. Program GPS juga coba memberikan hadiah atau reward bagi yang berhasil melakukan mengumpulkan sampah suatu terobasan yang inovatif.


Program inovatif seperti pemberian hadiah bagi pengumpul sampah biasanya dilakukan pada saat ada suatu event-event terutama event besar, contohnya seperi event Konferensi Asia Afrika seperti pada gambar di atas. Euphoria suatu event besar di barengi program inovatif seperti pemberiaan hadiah seperti itu adalah suatu cara yang ampuh bisa membangun kultur Gerakan Pungut Sampah. Kuncinya terletak di daya komforitas atau ikut-ikutan dan daya viral atau cepat menyebar.

Ketika Anda menolong orang lain, sesungguhnya Anda sedang membuat jalan bagi orang lain dan Tuhan untuk menolong Anda. #Ensiklopedia Keajaiban Rezeki Ippho Santosa  


[3] idem
[4] idem
[6] http://antarajawabarat.com/lihat/berita/20805/diperlukan-rp94281-miliar-untuk-atasi-banjir
[8] idem
SHARE BERBAGI MANFAAT SILAKAN

0 komentar:

Post a Comment