Friday, May 22, 2015

Anda seorang bisnis owner? Inilah alasan mengapa kita tidak boleh memasukan system tips kepada perusahaan kita.




Sering tentunya kita melihat di televisi  bagaimana sebuah pekerja hotel yang membantu membawakan barang-barang kita ke kamar hotel dan setelah selesai biasanya konsumen hotel tersebut memberikan tips atau hadiah buruh ke pengangkut barang, biasanya berupa uang atau sesuatu benda.

Jika konsumen hotel tidak memberikan tips biasanya pekerja hotel atau disebutnya bell boys memberikan kode dengan berdiam diri sebentar di dekatnya atau kode pura-pura batuk. #ehem Cie.. ditungguin..

Jika anda peka dan kebetulan ada uang recehan di kantong, mungkin anda tidak akan ragu untuk memberikan tips. Tapi jika kebetulan saat itu anda tidak punya uang tips  mungkin anda akan sedikit kebingungan dengan sedikit perasaan bersalah akan  bilang “maaf mas gak ada”.

Sebagian Bell boys mungkin maklum dengan memberikan sedikit senyum dan sebagian mungkin agak cemberut dengan sedikit ditahan karena mencoba ramah kepada konsumen sesuai SOP kecuali perusahaannya tidak ada SOP nya. 

Yang lebih parah lagi bell boys yang agak cemberut tersebut setelah keluar kamar mungkin akan mendumel bahasa kasarnya “dasar pelit!”. Keparahan pun bisa berlanjut ketika anda butuh bantuan untuk mengangkut barang tiba-tiba bell boys tadi melihat konsumen tersebut dan berusaha menghindarinya.

Wah bagaimana perusahaan mau maju jika konsumennya diabaikan begitu padahal mungkin konsumen tersebut benar-benar akan memberikan tips yang gede sekarang.

Nah itulah jika melegalkan tips pada system perusahaan kita, Pegawai akan lebih money oriented, Jika diberi tips kecil apalagi tidak diberi sama sekali mungkin pegawai tersebut akan malas bekerja, ngomel-ngomel dan tidak bergairah bekerja. Selain mengajarkan habit yang jelek ini akan berdampak pada performa perusahaan dan kualitas SDM.

SDM seharusnya dibina agar bisa mencintai pekerjaannya, uang bukan segalanya untuk memperoleh kebahagian, jika kita mencintai pekerjaannya, diberi atau tidak diberi tips akan tetap bergairah dalam bekerja dan berusaha tersenyum kepada konsumen. 

Jika konsumen melihat pekerja cemberut tentu itu akan membuat tidak nyaman konsumen, memang salah apa sek gue kata konsumen padahal gue bayar, lain cerita jika konsumen melihat pekerja yang terampil, cekatan, rajin, ramah dan sering senyum, mungkin tidak disuruh pun konsumen akan memberikan tipsnya, bahkan lebih jauh mungkin akan ditawarkan untuk kerja dengan nya.

Pernah lihat cerita satpam sukses yang omset milyaran perbulan? Beliau asalnya satpam tapi karena mas Jaya melihatnya cekatan, punya skill beliau tertarik sehingga menawarkan untuk menjadi timnya. 

Jadi jika kita diposisi sebaliknya jadi pekerja, berusaha lah mencintai pekerjaan kita, jika kita mencintai pekerjaan kita kebagian akan datang dalam pekerjaan dan menyebar kepada yang lain. Kemudian usahakan selalu menolak tips agar tidak menjadi kebiasan, sadar tidak sadar kalau terbiasa mendapat tips, kita akan ada perasaan kecewa saat tidak dapat tips.

Okee contoh sebaliknya jika kita mencintai pekerjaan kita, seperti di awal dijelaskan tentang satpam sukses, saya akan berikan contoh lebih sederhana lagi. Ini kisah nyata saya, kaya apa aja bilang kisah nyata… Baik-baik gini ceritanya, Saat saya berpergian menggunakan kendaraan umum Bus, kebetulan waktu itu masih diterminal Bus masih keadaan menunggu penumpang lainnya.

Biasa suka ada pengamen atau pedagang asongan yang menjajalkan suaranya dan dagangannya. Saat itu posisi saya agak dekat dengan pintu Bus, Datanglah seorang nenek yang udah tua.. (Ya iyalah udah tua, gundulmu masih muda)..

okee-oke jangan rusuh saya lanjutkan ceritanya, Selain sudah tua nenek tersebut sudah agak jompo atau kesusuahan dalam berjalan, kebetulan dia lagi sendiri, pas mau naik ke Bus, otomatis dia terlihat kesulitan, karena harus naek ke tangga Bus, kebetulan posisi paling dekat pintu saat itu adalah pedagang asongan yang lagi menawarkan prodaknya.

Melihat nenek tua tersebut pedagang tersebut merasa tergugah dan langsung mendekati nenek tersebut untuk membantunya hingga akhirnya bisa duduk dalam Bus tersebut. Nenek tua tersebut sangat peka dan mencoba memberikan tips, tapi pedagang tersebut menolaknya dengan bahagianya “ga usah nek” Pedagang tersebut terlihat senyum bahagia karena bisa membantu.

Balik ke si nenek, Si nenek pun tidak mau kalah, kemudian terbesitlah ide “Mang kalau gitu saya beli barang itu ya diborong” akhirnya nenek tersebut berhasil membalas kebaikan pedagang tersebut dengan membeli barang dagangannya.

Nah itulah cerita tentang bagaimana kita harus mencintai pekerjaan kita karena uang adalah efek dari manfaat apa yang kita berikan. Jika kita bisa memberikan manfaat uang dengan sendirinya akan mengikuti.



 Semua perbaikan menimbulkan 'rasa sakit'. Tinggal kita pilih, mau fokus pada 'perbaikan' atau fokus pada 'rasa sakit'.  Ippho Santosa

SHARE BERBAGI MANFAAT SILAKAN

0 komentar:

Post a Comment