Saturday, May 2, 2015

Pengamat vs Pengusaha


sumber: Googling

Hihaa selamat pagi Guys.. Karena komitmen setiap harus nulis karena ketiduran baru nulis deh jadi baru bisa uplod hihi.. Siapa yang disini yang suka politik? Pasti ada yang alergi atau malah yang sangat antusias hihi.. Dulu saya juga mungkin yang salah satu golongan yang antusias dan selalu update tentang perpolitikan hingga akhirnya terlarut dalam jebakan mereka. Ya jebakan emosional yang membuat kita marah dan kesal.

Jika kita marah dan emosional berarti kita sudah masuk Jebakan mereka. Selalu ada pihak yang diuntungkan ketika rakyat yang menjadi emosional. Mereka akan memanfaatkannya untuk memperoleh empatik dari rakyat. Mereka yang untung dan kita yang kesal. Peran media sangat dominan di dunia perpolitikan, karena media digunakan penggiring massa. Sekali media dinyalakan kita tersulut emosi dan politikus yang tertawa. Ingat dalam politik tidak ada yang benar dan salah yang ada kepentingan yang abadi, sekarang musuh dan besok jadi teman. Dan mereka yang fanatik malah terjebak di dunia kekesalan. 

Sedikit cerita aja tentang sistem politik di Indonesia agar kita tidak terjebak dalam permainan mereka. (Jika pusing baca setelah ini langsung ke tulisan INTINYA saja ya hehe)
Indonesia yang menganut sistem pemerintahan demokrasi pancasila yang kekuasan presiden (esekutifnya) dibatasi legislative (DPR). Kemudian dengan sistem demokrasi Wakil-wakil rakyatnya (DPR) Diduduki oleh Fraksi yang bukan yang menjadi pemenang pemilu. Tapi Fraksi DPR sesuai dengan peroleh suara saat kampaye Legislatif, Sehingga Parlemen (DPR) tidak searah, terlalu banyak kepala. Jika kekuatan parlemen pendukung presiden di DPR tidak kuat, Kekuasan Presiden sangat mungkin diGoyah.

Hasilnya pergerakan Bangsa Indonesia jadi lambat. INTINYA >> sistem demokrasi terlalu banyak kepala sehingga pergerakan lambat tapi untungnya bisa saling mengawasi jadi tidak bisa seenaknya. Bandingkan dengan sistem pemerintahan Kerajaan atau otoriter seperti Cina dan Arab, hanya ada satu kepala sehingga pergerakan pemerintahan jadi cepat tapi kekurangannya sangat mungkin terbuka celah korupsi yang besar bagi pemegang kuasa karena pengawasan yang lemah.

Sistem pemerintahan otoriter sebenarnya bagus jika dipegang oleh orang yang jujur dan amanah sehingga Negara berkembang pesat contohnya Cina dan Singapore. Tapi jika orang yang salah maka hanya ladang korupsi dan penipuan rakyat, misal Khadafi dan Soeharto, kekayaan mereka sangat luar biasa karena semua dikontrol dengan baik atas kendali tangannya. Media semua dikontrol, tidak ada yang berani menyuarakan kejelekannya. 

Sekali menyuarakan, orangnya hilang. Ada sedikit baiknya juga karena semua atas kendali terpusat, kestabilan Negara bagus, pengaturan ekonomi bisa gampang stabil. Jaman soeharto media massa sangat dikontrol, sekali media menyuarakan kejelekannya, langsung dibrendel seperti Koran tempo. Sekali orang berpendapat dipenjera atau menghilang. Membuat orang dan Media jarang berani Nah sekarang kebalik terlalu bebas saking bebasnya presiden dijadikan Meme (gambar lucu) Derajat presiden seperti hilang sudah. Kalau itu di Jaman Soeharto kalian tiba-tiba akan hilang dari perputaran dunia hehe..

Media massa sekarang menjadi raja, sekali berita langsung deh menyulut emosi rakyat, padahal dibalik media ada BANYAK KEPENTINGAN salah satunya pemilik modal dan keberlangsungan media. Jadi media sekarang kebanyakan cari duit. Bukan cari kebenaran hehe.. Lihat apapun yang terjadi di politik, Hidup kita tidak akan berubah walaupun berubah hanya sedikit.. Kita hanya akan menjadi mainan mereka.

Tidak ada salahnya kita tahu malah wajib tahu dalam politik jika tidak kita bakal di giring oleh politikus-politikus. Tapi jika kita Fokus kepada hal itu sebenarnya kita merebutkan paisan kosong karena kita tidak bisa berbuat banyak kita hanya akan jadi pengamat. Fokus kepada hal yang kita tidak bisa kita jangkau hanya akan membuat kita jadi pengamat kecuali kalian ingin jadi pengamat. Pengamat hanya bisa berkomentar dan tidak ada yang memperdulikannya.

Sama halnya dengan pengusaha kalau kita terlalau fokus kepada hal yang tidak bisa dijangkau kita hanya akan jadi pengamat. FOKUSLAH MULAI DARI YANG KITA BISA JANGKAU. Kasusnya banyak sok pengusaha awal terlalu fokus pada hal yang diluar kontrolnya. Fokuslah dimulai dari yang kita bisa jangkau sehingga kita bukan jadi pengamat dan bisa langsung action. Fokuslah pada informasi yang membantu karirnya saat ini.

Terlalu banyak informasi yang belum saatnya tapi kita konsumsi alhasil jadi pengamat. Selerasikan ilmu denga action sehingga kita bisa menikmati hasilnya. Mulailah dari jualan karena disitulah awal sebuah perusahaan berdiri dan kita mulai bisa menserasikan dengan langkah kita jika jualan anda lancar anda akan dengan mudah mendirikan perusahaan sendiri. Jualan adalah cara tercepat menghasiilakn uang sehinnga kita bisa menikmati hasilnya bukan jadi pengamat.

Selain itu pengusaha pemula selalu ada namanya ingin percobaan-cobaan dengan idenya. Makanya jualan selain melatih skill juga memuaskan rasa penasarannya. Jadi mulailah berlatih dan memuaskan rasa penasarannya sehingga setalah itu akan menemukan jalannya. Jangan jadi pengamat tidak ada hasilnya! Bagi yang bukan pengamat mereke tidak akan banyak komentar tapi banyak action karena sudah tahu hasilnya.

Modal hanya alasan dan halangan bagi orang-orang yang tidak kreatif. Rata-rata entrepreneur itu memulai bisnis dengan keterbatasan modal. –Ippho Santosa   
SHARE BERBAGI MANFAAT SILAKAN

0 komentar:

Post a Comment